Kamis, 01 Oktober 2015

konsep daasar ICT

BAB I
LATAR BELAKANG
Peradaban saat ini sudah sangatlah maju. Pola kehidupan manusia pun beralih dari tingkat konvensional ke tingkat modern. Pola kehidupan modern yang diukur melalui pesatnya perkembangan teknologi informasi sudah bukan suatu hal yang luar biasa lagi di masa kini. Dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu drastis, berdampak pada seluruh lini kehidupan tidak terkecuali dalam dunia pendidikan.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mengikuti perkembangan zaman agar tidak ketinggalan zaman. Oleh karena itu, sangatlah dibutuhkan suatu inovasi yang harus dilakukan dalam semua aspek pendidikan dan inovasi dalam proses pembelajaran merupakan satu dari sekian banyak aspek yang harus diprioritaskan oleh penyelenggara pendidikan karena di dalam proses pembelajaran tersebut, langsung berhadapan langsung dengan siswa yang notabene-nya merupakan ujung tombak dari pendidikan yang diselerenggarakan.
Inovasi dalam pembelajaran sendiri dapat dilakukan dalam berbagai macam inovasi. Seperti inovasi pembelajaran kuantum; inovasi pembelajaran kompetensi; inovasi pembelajaran kontekstual; serta inovasi pembelajaran Electronic-learning ( E-learning).
Penerapan Information and Communication Technology (ICT) yang dalam Bahasa Indonesia biasa kita kenal dengan istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia pendidikan, merupakan suatu hal inovatif untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta agar dapat menciptakan generasi bangsa yang dapat bersaing dengan dunia global seperti saat ini.
Inovasi penggunaan ICT dalam proses pembelajaran akan sangat membantu siswa dalam memahami pelajaran karena dengan ICT dapat diperlihatkan gambar, suara, maupun bentuk yang lebih nyata dari suatu objek atau peristiwa. Selain itu, siswa juga dapat lebih mencari informasi yang belum ataupun yang ingin ia ketahui tentang materi yang disampaikan oleh para guru.
Dengan penerapan ICT dalam proses pembelajaran maka siswa dan guru akan dapat saling bertukar informasi dan saling berkomunikasi lewat teknologi yang sedang berkembang saat ini. Pertemuan antara siswa dan guru bisa dilakukan tidak hanya didalam kelas saja melainkan juga melalui fasilitas internet atau yang dikenal dengan sebutan E-learning.
Walaupun dalam pengaplikasiannya tidak sedikit ditemukan masalah, namun bukan berarti kita berhenti begitu saja untuk melakukan inovasi ini. Terdapat banyak alternative solusi yang bisa dilakukan untuk menyelengarakan inovasi dengan penggunaan ICT dalam proses pembelajaran siswa.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
II.1 Konsep Dasar ICT
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yangberkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaaninformasi. Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan denganpenggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, penguasaan TIK berarti kemampuan memahami dan menggunakan alat TIK secara umum termasuk komputer (Computer literate) dan memahami informasi (Information literate). Tinio mendefenisikan TIK sebagai seperangkat alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mendiseminasikan, menyimpan, dan mengelola informasi. Teknologi yang dimaksud termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran (radio dan televisi), dan telepon.
Untuk memahami konsep dasar ICT, berikut akan dibahas satu persatu definisi dari Informasi, Teknologi Informasi, dan Information and Communication Technology (ICT).
a. Informasi
Menurut Budi Sutedjo (2002:168) dan Rahayuningsih, Rochaety, Yanti, (2006:4). Informasi merupakan pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan, dimana Informasi itu sendiri merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa sehingga manusia dapat membedakan antara satu dengan yang lainnya.
b. Teknologi Informasi
Menurut (Main, 2008) TI dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah serta menyebarkan informasi. Teknologi Informasi atau IT (Information Technology) merupakan mata rantai dari perkembangan SI (Sistem Informasi). Kalau dilihat dari susunan kata, yakni kata teknologi dan informasi, maka teknologi informasi dapat diartikan sebagai hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima.
c. Information Communications Technologies (ICT)
Di The Dictionary of Computers, Information Processing and Telecommunications(Hariyadi, 1993: 253, dalam Ardroni), teknologi informasi diberi batasan sebagai teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir karena “ adanya dorongan-dorongan kuat untuk menciptakan teknologi baru yang dapat mengatasi kelambatan manusia mengolah informasi.” ICT adalah media berupa hasil teknologi informasi yang dipergunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dan berbagi informasi.
UNESCO (2003) mendefinisikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai berikut: “ICT generally relates to those technologies that are used for accessing, gathering, manipulating and presenting or communicating information. The technologies could include hardware e.g. computers and others devices, software applications, and connectivity e.g. access to the internet, local networking infrastructure, and video conferencing”.
Morsund dalam UNESCO (2003) mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang meliputi sebagai berikut:
  • piranti keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas telekomunikasi
  • mesin hitung dari kalkulator sampai super komputer
  •  perangkat proyektor / LCD
  •  LAN (local area network) dan WAN (wide area networks)
  • Kamera digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan serat optik
  • mesin komputer dan robot
II.2 Konsep Dasar Inovasi
Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, barang baru, pelayanan baru dan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi kadang pula diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti discovery atau invention (invensi).
Santoso S. Hamijoyo dalam Cece Wijaya dkk (1992 : 6) menjabarkan bahwa kata baru diartikan sebagai apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima pembaharuan, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang lebih penting dari sifatnya yang baru adalah sifat kualitatif yang berbeda dari sebelumnya. Kualitatif berarti bahwa inovasi itu memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali dalam bidang yang mendapat inovasi.
Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru; tindakan menggunakan sesuatu yang baru (Rosenfeld, 2002). Kemudian, Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the successful exploitation of a new idea; Mitra, 2001 dan the British Council, 2000), atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru
Inovasi dapat dikelompokkan pula atas inovasi besar dan inovasi kecil-kecil namun sangat banyak. Inovasi itu tidak harus mahal. Inovasi itu dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Inovasi adalah suatu penemuan baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu yang mana didalam inovasi tercakup discovery dan invensi serta bisa dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja.
II.3 Konsep Dasar Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses , cara, menjadikan makhluk hidup belajar . Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu , berubah tingkah laku atau tanggap yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996: 14). Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan uang bersifat fisik , tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan , bertambah, berkembang daya pikir , sikap dan lainlain.( Soetomo,1993: i20) Pasal I Undang- undang No. 20 tahun 2003 tantang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain sehingga terwujudnya kegiatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Komponen-komponen tersebut diantaranya siswa, guru, kurikulum, metode, sarana fisik, pengalaman belajar dan media pembelajaran. Interaksi berbagai komponen tersebut sejatinya melahirkan kegiatan pembelajaran yang bermuara pada kegiatan belajar siswa yang aktif, kreatif, efektif dan tentu saja, menyenangkan, sehingga siswa merasa betah di kelas dan merasa senang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.
Sedangkan Inovasi dalam Pembelajaran memiliki arti yaitu proses belajar pada siswa yang dirancang, dikembangkan dan dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi kearah yang lebih baik, untuk menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang kondusif bagi siswa.
E-Learning dapat diartikan sebagai upaya menghubungkan siswa dengan sumber belajar, yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan yang dapat dilakukan langsung maupun tidak langsung.
Menurut seorang ahli yang bernama Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, baik itu formal maupun nonformal dengan menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan mengajar, interaksi, dan fasilitasi. Beberapa pendapat para ahli mengenai E-learning antara lain :
  1. E-Learning adalah konvergensi antara belajar dan internet (Bank of America Securities).
  2. E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja, terutama dapat terjadi dalam tekhnologi internet, tetapi juga dapat terjadi dalam jalinan kerja satelit dan pemuasan digital untuk keperluan pembelajaran (Ellit Tronsen).
  3. E-Learning adalah dinamik, beroperasi pada waktu yang nyata, kolaborasi, individu, konprehensif (Greg Priest).
  4. E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja untuk pembelajaran di manapun dan kapanpun (Arista Knowledge System).
  5. E-Learning adalah pembelajaran yang dapat terjadi di internet.
BAB III
PROBLEMATIKA ( FISIBILITAS DI LAPANGAN)
Dalam suatu proses pembelajaran, guru lah yang langsung berinteraksi dengan murid. Sehingga, guru yang lebih tahu apa kebutuhan siswanya, baik dari segi materi, pendekatan interpersonal yang dilakukan dan metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal tersebut memang ditentukan oleh guru.
Jadi, sangatlah disayangkan apabila semua itu masih bersifat konvensional. Maka, perlu langkah inovatif dan modern yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman dari semua aspek kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya. Penerapan ICT dalam proses pembelajaran adalah salah satunya.
Suatu pembelajaran yang berbasis ICT sangatlah banyak mendatangkan manfaat baik bagi para guru dan juga siswa. Sebagaimana hasil penelitian dari Kurniawati et,al (2005) menunjukan bahwa pada umumnya pendapat guru dan siswa tentang manfaat ICT khususnya edukasi net antara lain : 1) Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternatif, 2 ) Bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena disamping disertai gambar juga ada animasi menarik, 3) Dapat berlatih soal dengan memanfaatkan uji kompetensi, 4) Cara belajar lebih efisien, 5) Wawasan bertambah, 6) Meringankan dalam membuat contoh soal, 7) Mengetahui dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan bidang studi, Membantu siswa dalam mempelajari materi secara individu selain disekolah, 9) Membantu siswa mengerti ICT (www april04thiem.wordpress.com).
Namun walaupun begitu, pada kenyataanya saat ini masih banyak ditemukan masalah-masalah ketika menerapkan ICT dalam pembelajaran. Permasalahan tersebut berasal dari lembaga pendidikan yang bersangkutan, guru sebagai pendidik, dan siswa sebagai peserta didik.
Permasalahan yang timbul dari lembaga pendidikan biasanya lebih dipengaruhi oleh factor-faktor seperti infrastruktur yang dimiliki dan sumber dana yang memadai sebagai factor utama agar lembaga pendidikan dapat menyelenggarakan pendidikan berbasis ICT.
Kedua, guru sebagai pendidik tidak jarang menemui kesulitan dalam penguasaan ICT. Memang patut dimaklumi ketika para guru tersebut sekolah, pada saat itu ICT belum berkembang seperti sekarang dan mereka pun tidak ada pelajaran ICT di sekolahnya. Sehingga tidak sedikit juga dari para guru tersebut yang kurang tertarik untuk mempelajari maupun menggunakan ICT dalam kegiatan belajar mengajar. Karena merasa tidak bisa dan malu sehingga tidak ada kemauan dan keinginan untuk belajar. Kejadian seperti ini biasanya terjadi kepada guru-guru senior.
Selanjutnya, permasalahan yang timbul dari peserta didik biasanya berasal dari latarbelakang siswa itu sendiri. Seperti belum mengenal computer, belum pernah menggunakan computer dan internet. Kemudian, apabila suatu sekolah sudah menerapkan program dimana setiap siswa harus memiliki laptop ( dewasa ini laptop/notebook lebih sering digunakan sebagai media pembelajaran dikelas karena lebih efisien), terkadang bagi siswa yang ekonominya kurang, mereka belum bisa untuk memenuhi hal tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
IV.1 KESIMPULAN
Seiring dengan perkembangan zaman yang modern dan perkembangan ICT yang begitu pesat, dunia pendidikan Indonesia juga harus dapat mengikutinya agar tidak tertinggal dengan Negara-negara lain.
Penerapan ICT dalam proses pembelajaran merupakan langkah inovatif dalam dunia pendidikan merupaka suatu langkah inovatif untuk mengatasi hal tersebut. Dengan metode pembelajaran yang lebih modern diharapkan tujuan nasional pendidikan dapat tercapai.
Namun, masih banyak kendala-kendala yang dihapadi untuk mewujudkan hal tersebut. Kemampuan lembaga pendidikan baik dari segi infrastruktur maupun keuangan yang kurang memadai, penguasaan ICT oleh para guru, serta latar belakang peserta didik, menjadi masalah utama yang perlu dicarikan solusinya secara bersama-sama agar penerapan ICT dalm dunia pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar dapt terlaksana.
Penggunaan ICT dalam proses belajar mengajar dirasa sangat penting karena selain merupakan suatu inovasi, juga dapat membantu pemerintah dalam menjalankan kebijakan yang ingin mengembangkan kurikulum yang relevan serta up-to-date serta sebagai bekal lifeskill bagi siswa dikemudian hari dalam menghadapi era globalisasi agar siswa bisa berkompetisi melalui kompetensi dan cara belajar siswa pun menjadi lebih efisien dengan menggunakan ICT.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang inovatif berbasis ICT, peran serta sekolah, guru, orang tua, dan bahkan juga komunitas di sekitar stakeholder lembaga pendidikan sangatlah penting dan kesemuanya tersebut harus memiliki suatu mimpi dan langkah nyata bersama agar dapat membuat generasi bangsa ini lebih maju dan dapat bersaing dengan dunia global.
IV.2 REKOMENDASI
Sekolah sebaga lembaga penyelenggara pendidikan haruslah tanggap terhadap permasalhan-permasalahan yang terjadi dilingkungannya. Terkait dengan permasalahan dalam penyelenggaraan pembelajaran berbasis ICT, tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Kepala sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan peran serta stakeholder diperlukan untuk membantu sekolah mengatasi permasalahan tersebut.
Pada dasarnya, guru memang langsung bertindak sebagai pengajar bagi para siswa. Namun, tidak akan optimal semua usaha yang dilakukan oleh guru tanpa peran dari kepala sekolah selaku pemimpin di sekolah.
Agar pembelajaran berbasis ICT ini dapat berjalan sesuai dengan tujuannya, mak perlu tingkat concern ( kepedulian) dan kepekaan yang tinggi dari kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dan beberapa langkah yang bisa dijadikan alternative antara lain :
  1. Penyelenggaraan diklat terhadap guru-guru;
  2. Melakukan kerjasama dengan perusahaan maupun lembaga atau mungkin donator untuk membantu program laptonisasi sekolah
  3. Menganggarkan Dana BOS untuk penyediaan ICT di sekolah
  4. Dan yang utama adalah selalu memotivasi para guru agar mau belajar dan terus menggali informasi yang update. Jangan sampai tertinggal informasi oleh murid atau dengan kata lain murid terlebih dulu mengatahui tentang hal tersebut.
REFERENSI :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar